AS dan Tiongkok akan mengurangi tarif hingga 10% dan menghapus sanksi perdagangan lainnya pada 14 Mei 2025
AS dan Tiongkok akan mengurangi tarif hingga 10% dan menghapus sanksi perdagangan lainnya pada 14 Mei 2025
12-05-2025
Perjanjian pengurangan tarif baru-baru ini antara Amerika Serikat dan China menandai momen penting bagi perdagangan global, khususnya untuk industri seperti pembuatan tas yang sangat bergantung pada rantai pasokan lintas batas.Sebagaioptimasi rantai pasokan produsen tas yang mengoperasikan fasilitas di Cina dan Vietnam, memahami implikasi dari pergeseran hubungan perdagangan AS-Cina sangat penting untuk memanfaatkan peluang baru dan mengurangi risiko.
Tinjauan Umum Perjanjian Tarif AS-Tiongkok: Pengurangan tarif
Pada tanggal 14 Mei 2025, AS dan Tiongkok menyelesaikan perjanjian perdagangan bilateral untuk mengurangi tarif dan menghilangkan penalti perdagangan.
Penghentian sementara tarif: Kedua negara akan mempertahankan 10% tarif yang ada pada barang-barang tertentu, menangguhkan 24% dan menghapus bea tambahan.
Pengurangan tarif ini secara langsung menguntungkan industri seperti pembuatan tas, di mana bahan mentah dan barang jadi sering kali menghadapi bea masuk yang tinggi.Bagi perusahaan yang beroperasi di China dan Vietnam, perubahan ini menandakan berkurangnya biaya ekspor dan membaiknya akses ke pasar AS.
Dampak pada Produksi Tas di Tiongkok dan Vietnam
1. Manufaktur di Tiongkok: Efisiensi Biaya Bertemu dengan Keringanan Tarif Baru
China tetap menjadi pusat global bagi produsen tas, menawarkan skala ekonomi dan infrastruktur produksi yang canggih.Perjanjian pengurangan tarif meredakan ketegangan perdagangan yang sudah berlangsung lama.Namun, produsen harus tetap waspada terhadap tarif yang ditahan sebesar 10%.Diversifikasi produksi ke Vietnam dapat mengimbangi biaya yang masih ada.
2. Manufaktur di Vietnam: Keunggulan Strategis dalam Lanskap Perdagangan yang Berubah
Peran Vietnam sebagai tujuan pengoptimalan rantai pasokan menguat pascaperjanjian.Perjanjian perdagangan bebas (misalnya, CPTPP, EVFTA) dan biaya tenaga kerja yang lebih rendah menjadikannya pelengkap yang ideal bagi operasi China.Bagi produsen tas, model hibrida ini meningkatkan ketahanan dan profitabilitas.
Strategi bagi Produsen Tas Pasca Penurunan Tarif
1. Optimasi Rantai Pasokan
Memanfaatkan lokasi ganda: Membagi produksi antara China dan Vietnam untuk menyeimbangkan keunggulan biaya dan tarif.
Lokalisasikan sumber: Dapatkan bahan dari negara-negara ASEAN untuk meminimalkan ketergantungan pada ketegangan perdagangan AS-Tiongkok.
2. Strategi Ekspor
Targetkan kategori bebas tarif: Prioritaskan lini produk dengan bea masuk yang sepenuhnya ditangguhkan.
Meningkatkan kepatuhan: Menyelaraskan dengan tindakan nontarif yang direvisi untuk menghindari penundaan.
Kesimpulan
Pengurangan tarif tahun 2025 antara AS dan Cina membuka peluang signifikan bagi produsen tas di Cina dan Vietnam.Dengan mengadopsi strategi optimalisasi rantai pasokan yang tangkas dan memanfaatkan kerja sama ekonomi, bisnis tidak hanya dapat mengatasi ketegangan perdagangan saat ini tetapi juga memposisikan diri sebagai pemimpin di pasar global yang transformatif.Seiring berkembangnya bea cukai, adaptasi proaktif akan menentukan keberhasilan di era pasca-tarif.