AS tetap menjadi pasar ekspor utama Vietnam
Amerika Serikat akan terus menjadi pasar ekspor utama dan penting bagi Vietnam di masa depan, kata Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nguyen Hong Dien.
Hubungan ekonomi dan perdagangan antara Vietnam dan Amerika telah mengalami perubahan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Omset perdagangan dua arah meningkat 275 kali lipat, dari $450 juta pada tahun 1994 menjadi $124 miliar pada tahun 2022, Menteri Dien mengatakan kepada media selama kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Vietnam pada tanggal 10-11 September.
Amerika telah menjadi mitra yang sangat penting dan importir terbesar Vietnam selama bertahun-tahun, menyumbang sekitar 30 persen dari total omzet ekspornya.
Vietnam menjadi mitra dagang terbesar kedelapan bagi AS pada tahun 2022.
Dengan rata-rata pertumbuhan perdagangan tahunan sebesar 20 persen atau lebih, Amerika akan tetap menjadi pasar ekspor terbesar Vietnam di tahun-tahun mendatang, katanya.
Barang-barang ekspor tradisional Vietnam, seperti garmen dan tekstil, produk kayu, alas kaki, dan elektronik akan terus pulih dan mencatatkan tingkat pertumbuhan ekspor yang positif.
Secara khusus, lanjutnya, terdapat banyak kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan perdagangan bilateral. Mekanisme dialog kebijakan melalui Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi Vietnam-AS (TIFA), yang diketuai bersama oleh Kementerian Perindustrian dan Perdagangan (Kemenperin) dan Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR), sedang dilaksanakan secara efektif, membantu mengatasi permasalahan yang ada. banyak masalah kompleks dalam hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral.
Menurut Menteri Dien, Kementerian Perdagangan dan Departemen Perdagangan AS (DOC) telah melakukan diskusi terbuka melalui berbagai saluran agar Vietnam diakui sebagai negara ekonomi pasar.
Kementerian akan melanjutkan diskusi dengan Amerika mengenai kemungkinan penerapan Generalized System of Preferences (GSP) di Vietnam.
Untuk memitigasi risiko gangguan dan ketergantungan, perusahaan-perusahaan AS berupaya melakukan diversifikasi rantai pasok mereka, sehingga memudahkan Vietnam untuk memperluas aktivitas manufakturnya dan menjadi lebih terintegrasi ke dalam rantai nilai global mereka, kata Menteri.